Seorang guru yang masuk kelas
setiap pagi mengabsen murid-muridnya, yang barisan depan ini rajin semua.
Datang duluan sebelum bel berdentang, duduk rapi siap menerima ilmu dan
pelajaran. Dari 40 siswa di kelas itu, tentulah tak semuanya tertib. Ada yang badung
pastinya, datangnya sering telat, duduk seenaknya, berisik selama pelajaran
berlangsung, bahkan cium tangan guru pun ogah-ogahan. Sombong, merasa sudah
hebat, guru hanya dianggap formalitas pelengkap sekolah. Sekolah pun hanya
dianggap beban.
Ada beberapa murid yang selain
rajin tepat waktu, juga sangat dekat dengan guru itu. Mereka suka hadir ke
rumah guru, sekedar untuk ngobrol, belajar tambahan, sambil membawakan cemilan
dan makanan untuknya.
Jika suatu saat guru itu
ditanya oleh kepada sekolah, siapa murid teladan di sekolah ini.. Pasti dia
menjawab murid-muridnya yang rajin dan tertib belajarnya. Guru itu dengan
mudahnya memberi nilai baik dan pujian untuk mereka. Jika ada tawaran beasiswa,
tentu murid-murid teladan itu yang diajukan namanya. Jika
ada tawaran studi banding gratis, tentu pastilah nama-nama murid teladan itu
juga yang diajukannya. Sebaliknya, pada murid yang bandel, badung, suka telat,
tidak respek padanya, guru itupun bisa marah. Memberikan hukuman, dari mulai
hardikan, jeweran, hingga pukulan ringan. Si guru yang sayang pada muridnya
tidak mau membiarkan dia makin jatuh dalam kesalahan. Hukuman itu adalah untuk
mengingatkan dia, agar mau berubah dan bisa berprestasi seperti murid lainnya.
Sudah diingatkan tapi tetap ngeyel, badung dan bandel, maka jangan harap
mendapatkan pembelaan dari gurunya. Siap-siap, seluruh angka di raport menjadi
merah, bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah. Tinggal deh mewek sambil dadah
dadah.
Kawanku...
Itu adalah sebuah logika sederhana dari seorang guru pada muridnya. Bayangkan jika Allah yang mengabsen kita, dan kita hanya cuek bebek saja. Allah yang mengabsen? Ya! Dialah Allah yang menciptakan kita, dan kelak pasti mematikan kita semua. Haaaa.... Yap! 5 kali dalam sehari, wajib hukumnya. Wajib itu adalah: jika dikerjakan mendapatkan pahala, jika ditinggal mendapatkan dosa!
Itu adalah sebuah logika sederhana dari seorang guru pada muridnya. Bayangkan jika Allah yang mengabsen kita, dan kita hanya cuek bebek saja. Allah yang mengabsen? Ya! Dialah Allah yang menciptakan kita, dan kelak pasti mematikan kita semua. Haaaa.... Yap! 5 kali dalam sehari, wajib hukumnya. Wajib itu adalah: jika dikerjakan mendapatkan pahala, jika ditinggal mendapatkan dosa!
Adzan berkumandang, sejak
subuh hari masih gelap, hingga siang menjelang, sore datang, malam menyapa..
Allah datang mengabsen hamba-hambanya, seolah Dia berkata: "mana ini hamba-hambaKu,
yang dulu hanya seonggok daging di perut ibu, Aku beri rejeki padanya hingga
dia tumbuh, lahir, dewasa, apakah dia lupa?"
Berdirilah orang-orang yang
konsisten absen datang tepat waktu di masjidnya. Allah kirimkan milyaran
malaikat untuk mencatat dan merekamnya, juga memerintahkan malaikat-malaikat
itu menjaga mereka. Banyak kisah dari kawan-kawan saya, yang mengalami
perubahan hidup setelah memperbaiki absen pada Tuhannya.
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Bahkan ketika tidak adzan pun
dia sholat, ketika matahari mulai bangkit sholat Dhuha dilakukannya, ketika
gelap malam sholat Tahajud dikerjakannya. Seperti murid-murid
teladan yang datang ke rumah gurunya diluar pelajaran sekolah.
Mereka seperti berprinsip:
kerja adalah selingan menunggu waktu shalat. Bagaimana Allah tidak cinta pada
mereka? Seluruh absensi terisi penuh dengan tertibnya, tinggal Allah
membalasnya dengan kemudahan dan kelapangan hidup, ketenangan hati dan limpahan
rejeki.
Kawan saya usaha perkebunannya
sukses sekali, sekali panen berton-ton buah itu dikirim ke berbagai negeri.
Satu hal yang bikin saya iri, sering saya dapati sebelum adzan berbunyi
mobilnya lebih dulu ada disamping masjid yang dia singgahi.
Kawan saya yang lain
memberikan testimoni, ketika dulu sholat adalah hanya sisa-sisa dari waktunya,
hidupnya berantakan termasuk bisnisnya. Ketika dia membiasakan sholat di awal
waktu, berjamaah di masjid, Allah seperti mengirim malaikat untuk mengawalnya.
Jadwal-jadwal pekerjaannya tersusun rapi, selesai tepat waktu, pembayaran juga
tepat waktu. Karyawan yang bermasalah makin berkurang, hutang pun akhirnya
tiada.
Pekerjaan jauh di luar kota
yang harusnya terjadwal melompat-lompat Senen-Kamis-Sabtu, tiba-tiba dicancle oleh
3 kliennya. Mereka meminta bertemu di hari Jumat-Sabtu saja. Padahal ketiga
kliennya tidak saling kenal, tapi Allah yang mengaturkan waktunya hingga jadi ringkas
dan efektif dikerjakan. Wow! Kawan saya sampai sujud syukur mengalami
kejadian-kejadian yang tak terduga.
Bagaimana dengan hamba yang
badung, bandel, ngeyel, absen telat, hobi membantah, pura-pura budek, cuek
bebek, sok pede bahwa dia akan hidup selamanya. Hehe.. Yakin Allah itu Maha
Pengasih dan Penyayang, kan itu janji Allah.. Tiap hari kita membacanya:
Bismillahir Rahmanir Rahim.. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Wujud sayang Allah itu dengan
"menjewer kita" agar kita kembali kepada Allah, jadi hamba yang
tertib lagi.
Ada yang dijewer langsung. Ada
yang di'istijrad' dulu, dikasih harta kemewahan, kesenangan, baru deh dijewer
banter banget sampai nangis aduh iyung.. aduh iyuuung.
Gampang kok ngenalin
tanda-tanda kita dah dijewer Allah. Usaha yang mulai bangkrut, ditipu orang,
sering sial, kecelakaan kok datang beruntun, sakit kok gak sembuh-sembuh, hati
yang selalu gelisah, pikiran yang selalu resah, dapat rejeki banyak tapi
hilangnya juga banyak, anggota keluarga kita dapat musibah, kita yang
terus-terusan susah, rumah tangga kayak neraka.. dan masih buanyaak lagi
tanda-tandanya, kalo kita mau cukup dialog dengan hati terdalam, nanti hati itu
akan jujur membenarkan.
Itulah sinyal, ketika kita
hanya mengejar dunia. Rejekinya dapat, tapi keberkahannya sirna.
Usai proses dijewer itu terjadi,
Allah bakalan ngabsen lagi. Adzan akan terus berkumandang setiap hari. Jelas
banget ajakan Allah dalam panggilannya: Haiyalalfalaaaahhh.. Haiyalalfaalaaah..
"Mari menuju kemenangan!
Mari menuju kemenangan!"
Kita diajak oleh Allah menjadi
orang yang menang di kehidupan kita, menang melawan hawa nafsu, menang melawan
semua masalah yang menghimpit hidup kita...
Caranya? Ya absen tepat
waktu.. Ketika Allah sudah memanggil, ayo kita datangi, sambut panggilannya.. Rengkuh kasih sayangnya, Jangan
lagi ditunda-tunda. Pesan itu jelasss banget kok:
"Jadikan SHOLAT dan sabar sebagai penolongmu.." -QS Al Baqarah 153-
"Jadikan SHOLAT dan sabar sebagai penolongmu.." -QS Al Baqarah 153-
Kawanku, nanti siang dan malam
pasti ada panggilan absen lagi, mau ikutan mereka mendatangi atau terus acuh
menghindari?
Kamu gak takut dijewer lagi?
Semoga bermanfaat.
Oleh @Saptuari
Bijaklah dalam berkomentar.
EmoticonEmoticon