Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

11 Renungan Ketika Musibah Datang

Musibah bukanlah akhir dari kebahagiaan kita. Namun, kita bisa menjadikan musibah sebagai bahan renungan dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik. Maka, mari kita renungkan, musibah tak akan selamanya menimpa, kita harus sabar dan mengharap pahala dari Allah sebagai bagian dari kekuatan iman.

kebakaran rumah, gedung kebakaran

Bagi kita yang sedang mendapat musibah, barangkali 11 renungan ini bisa membuat hati kita lebih tenang. Sebab, di tiap musibah, pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
  1. Renungkanlah bahwa manusia dan hartanya semuanya milik Allah, semuanya hanya titipan untuk kita.
  2. Setiap orang akan kembali pada Allah dan akan meninggalkan dunia.
  3. Allah akan memberi yang sesuai kebutuhan kita dan akan mengganti yang lebih baik bagi sesuatu yang telah hilang.
  4. Ingatlah bahwa mengeluh dan meratapi hanya menambah derita, bukan malah menghilangkan musibah.
  5. Jika mau bersabar dan yakin semuanya kembali pada Allah, maka itu lebih besar pahalanya dibanding dengan tidak sabar.
  6. Berkeluh kesah hanya membuat musuh kita senang dan membuat Allah murka.
  7. Sabar dan mengharap pahala itu lebih besar ganjarannya daripada mengharap yang telah hilang itu kembali.
  8. Jika kita ridho terhadap datangnya musibah, Allah pun senang dengan sikap kita. Sebaliknya jika kita benci, maka Allah pun akan murka.
  9. Ketahuilah bahawa Allah yang menurunkan musibah Maha Adil dengan hikmah yang ia beri, Penuh Rahmat dengan kasih sayang yang dia beri. Allah tidak memberikan ujian untuk membinasakan hambanya, justru untuk menguji seberapa kuat imannya.
  10. Musibah itu datang untuk menhindarkan diri kita dari penyakit jelek yaitu ujub dan sombong.
  11. Ingatlah bahwa lebih baik merasakan pahit di dunia namun dapat merasakan lezatnya kehidupan nanti di akhirat.
Dirumuskan dari penjelasan Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma'ad, penjelasan mengenai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika merawat musibah.

Sumber

Dibanding di Akhirat, Manusia Hidup di Dunia Hanya 1 Setengah Jam, Begini Penjelasannya

Masa hidup di dunia memang begitu singkat, terlebih jika dibandingkan dengan masa hidup di akhirat. Setiap mahluk bernyawa pasti akan berakhir atau mati. Itulah mengapa kita diperintahkan beramal dan berbuat baik sebagai bekal menuju kehidupan akhirat yang kekal.

Kehidupan dunia memang cukup singkat, terlebih jika dibandingkan dengan masa di akhirat. Akan terasa sangat pendek. Konon katanya, satu hari di akhirat itu sama dengan seribu tahun masa di dunia.

loncat jauh

Sehingga, apabila hidup manusia dirata-ratakan kisaran usia 63 tahun layaknya Nabi Muhammad SAW, maka boleh disimpulkan bahwa masa hidup di dunia ini hanya 1.5 jam masa akhirat.

Di dalam Al-Quran dijelaskan jika satu hari di akhirat, sama dengan seribu tahun kehidupan di dunia. Tidak boleh dipercayai? Susahkah diterima logika? Lagi-lagi, hal ini sangat mudah diterima logika seorang muslim.

Karena semuanya berawal dari Al-Quran, yaitu kalam yang disampaikan langsung oleh Sang Pencipta alam semesta, Allah SWT. Bagaimana kita akan menolaknya? Sedangkan Dia, Yang Maha Tahu segala-galanya. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran, Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu," (QS. Al Hajj: 47)

Juga dalam surat As-Sajadah ayat 5 yang bermakna: "(Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu," (QS As-Sajadah : 5)

Jika demikian, maka menurut perhitungan matematika apabila 24 jam sama dengan 1000 tahun, 3 jam di akhirat sama dengan 125 tahun dan 1,5 jam di akhirat sama dengan 62,5 tahun di dunia. Apabila umur manusia rata-rata 60-70 maka hidup manusia tersebut hanya 1,5 jam saja.

Masya Allah sekali ternyata. Maka sudah sepatutnya kita terus berbuat baik untuk menambah amal dan pahala sebagai bekal kehidupan di akhirat nanti.

Sumber: dream.co.id

Jika Diharamkan, Untuk Apa Babi Diciptakan?

Jika Diharamkan, Untuk Apa Babi Diciptakan?

Salah satu soalan "kritikal" yang diajukan oleh para mubaligh adalah "Mengapa babi dicipta jika ia haram? Untuk apa diciptakan jika tidak ada kemanfaatan? "

Al Quran dengan tegas menyatakan haramnya daging babi. Bahkan, pengharaman babi disebutkan empat kali. Yakni di Surat Al Baqarah ayat 173, Surat Al Maidah ayat 3, surat Al An'am ayat 145 dan surat An-Nahl ayat 115.

Dengan hal semacam ini, terdapat 10 fakta ilmiah yang menjelaskan hikmah diharamkannya babi. 

Mubaligh yang bertanya seperti itu, pun dengan pengikut-pengikutnya yang memakan babi, seharusnya juga tahu bahawa babi juga haram dalam Injil. Dr Zakir Naik menjelaskan, larangan makan babi disenaraikan dalam kitab Imamat 11: 7-8, kitab Ulangan 14: 8 dan kitab Yesaya 65: 2-5.

Jadi jika diharamkan untuk apa babi diciptakan? Di antara hikmah penciptaan babi adalah:


1. Untuk menguji manusia

Babi yang diharamkan sebenarnya merupakan ujian untuk manusia seberapa ia patuh kepada Sang Pencipta. Manusia yang memakannya, maka ia tidak lulus dalam ujian itu. Manusia yang berpegang teguh pada larangan Allah dengan tidak memakannya, maka ia lulus dalam ujian itu.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

"Dialah (Allah) yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang paling baik amalnya." (QS. Al Mulk: 2)

2. Sarana meneguhkan manusia sebagai khalifatullah

Manusia adalah khalifatullah fil ardh yang bertugas memakmurkan bumi. Banyak haiwan yang dikira tidak mempunyai manfaat ternyata membuat manusia menjadi kreatif dan berdaya. Termasuk babi. Dengan adanya babi, manusia boleh mengetahui tentang pelbagai (bibit) penyakit yang dibawa binatang itu dan dicabar untuk meneliti ubatnya.

Seperti diketahui, babi mengandung cacing pita bahkan merupakan carier virus selesema babi (swine influenza).


3. Sebagai pelajaran agar tidak menjadi sepertinya

Babi dikenali sebagai binatang yang malas, jorok dan rakus. Begitu joroknya babi, ia sampai memakan kotorannya sendiri. Bahkan, makanan yang akan ia makan kadang-kadang dikencing dulu sebelum dilahap.

Rakusnya babi boleh dilihat dari makanan apapun yang ada di depannya akan dilahap. Sampah dan kotoran pun dilahap. Bahkan demi memuaskan kerakusannya, makanan yang telah memenuhi perutnya dimuntahkan kemudian dimakannya kembali.

Adanya babi selayaknya mengingatkan manusia agar tidak malas, tidak jorok dan tidak rakus.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menggunakan babi sebagai lambang keburukan. Bahkan, ada kaum terdahulu yang dikutuk menjadi babi kerana perbuatan buruknya.

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Katakanlah (Muhammad), "Apakah aku akan memberitahu kepada kamu tentang orang yang lebih buruk balasannya di dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang ) menyembah thaghut. " Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al Maidah: 60)

Wallahu a'lam bissawab. [Muchlisin BK / Tarbiyah.net]

MESATOLOMIA,FOREX, TRADING, HEALTH, 

Di Hari Kiamat, Inilah Umat Islam yang Diusir Rasulullah Muhammad SAW


Kita tentu merasa bangga menjadi umat Rasulullah bukan? Memandangkan, Nabi kita itu sangat menyayangi kita. Ia lebih peduli terhadap umatnya daripada dirinya sendiri. Ia selalu memikirkan kesejahteraan umatnya.

Meski begitu, tak semua umat Nabi Muhammad ﷺ memperoleh keselamatan. Bahkan, ada sekumpulan umatnya yang diusir olehnya pada hari kiamat. Siapakah mereka?

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu mengisahkan, pada suatu hari Nabi ﷺ mendatangi kuburan. Lalu beliau mengucapkan salam, "Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian."

Selanjutnya beliau bersabda, "Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku."

Mendengar ucapan ini, para sahabat kehairanan. Sehingga mereka bertanya, "Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah umatku yang akan datang kelak."

Kembali para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali umatmu yang sampai saat ini belum dilahirkan?" Beliau menjawab, "Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang mempunyai kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lain yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya? "

Para sahabat menjawab, "Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya." Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda, "Sebenarnya umatku pada hari kiamat akan datang dalam keadaan wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar petanda mereka berwudhu semasa hidupnya di dunia. "

Aku akan menanti umatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahawa akan ada dari umatku yang diusir oleh Malaikat. Sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir. Melihat sebahagian orang yang mempunyai tanda-tanda pernah berwudhu, maka aku memanggil mereka, "Kemarilah." Namun para malaikat yang mengusir mereka berkata, "Sebenarnya mereka sepeninggalmu telah mengubah-ubah ajaranmu."

Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku (Rasulullah) berkata, "Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku mengubah-ubah ajaranku," (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).

sumber 

Waspada!! 3 Tanda Kiamat Besar Ini Sudah Nampak di Muka Bumi


Sudah banyak hadits yang menjelaskan mengenai tanda-tanda kiamat besar, dan kini semua hadits tersebut terbukti adanya. Mantan Mufti Mesir Dr. Ali Gomaa dalam sebuah acara televisi menyatakan bahawa ada tiga tanda bermulanya kiamat besar, dan semua petanda itu sekarang sudah tampak dan terjadi.

Ali Gomaa berkata bahwa pertanda pertama ialah kekeringan di daerah Nakhl Baisan di Syam (Palestin) yang diduduki Israel, petanda kedua ialah asid Tasik Tiberias.

Menurut Gomaa, Tasik Tiberias telah surut hingga batas yang mengancam kaum Zionis Israel dengan bencana "kehausan" sehingga mereka berusaha masuk ke wilayah Lebanon selatan untuk membuat waduk dari air Sungai Litani yang terletak di Lembah Bekaa, Lebanon selatan.

Sedangkan petanda ketiga, lanjut Gomaa, ialah surutnya mata air Zaghar yang terletak di sebuah kampung di dekat Laut Mati di Jordan. Menurut Gomaa, mata air itu sekarang sudah menyurut.

Mengenai pelbagai terjadinya kiamat kecil, mantan mufti Mesir ini juga mengatakan bahawa semua petanda itu berkenaan dengan merebaknya mafsadat atau kerosakan di muka bumi, yakni sesuatu yang buruk dan bejat namun diterima dan di anggap sebagai sesuatu yang lumrah di tengah umat manusia.

sumber 

Hati-hati!! Dua Dosa Ini Tetap Mengalir Walaupun Kita Telah Meninggal

Dua Dosa Ini Tetap Mengalir Walaupun Kita Telah Meninggal

Sebagian manusia dapat dengan mudah melakukan perbuatan dosa dalam kehidupan sehari-hari. Lantaran seringnya dikerjakan,perbuatan dosa tersebut dianggap biasa hingga tidak merasa seperti dosa. Meskipun sebenarnya dosa bukanlah perkara yang main-main.

Balasannya mutlak neraka yang telah disediakan Allah SWT untuk hamba-Nya yang ingkar. Nyatanya, sesudah kita meninggal tanggungjawab pada dosa yang pernah dikerjakan tak terputus begitu saja.

Sepanjang perbuatan dosa itu mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dosanya akan tetap mengalir walau kita telah meninggal dunia. Apa sajakah dosa-dosa tersebut? Berikut penjelasannya.

Jika pada umumnya kita tahu bahwa ada amal jariah yang pahalanya mengalir meski kita telah meninggal dunia, maka ada pula dosa jariah yang di janjikan Allah SWT bakal di mengalir terus-menerus. Setelah meninggal dunia, kita akan tetap mendapat dosa lantaran perbuatan kita di dunia masih punya pengaruh buruk terhadap orang lain.

"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS Yasin:12).

Lantas apa sajakah dosa yang selalu mengalir ini?

1. Jadi pelopor maksiat

Pelopor adalah orang yang pertama melakukan satu aksi hingga yang lain mengikuti. Pengikutnya bersedia mengikuti baik dengan paksaan maupun tanpa ada paksaan sekalipun. Keadaan ini bakal begitu bagus bila jadi pelopor untuk maksud yang baik. Tetapi bagaimana bila kita jadi pelopor maksiat?

Sebuah hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang jelek dalam Islam, maka dia memperoleh dosa keburukan itu, serta dosa tiap-tiap orang yang melakukan keburukan itu lantaran tingkahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka." (HR. Muslim).

Orang yang bertindak sebagai pelopor ini, sekalipun tak mengajak orang untuk berbuat maksiat dan ia juga tak memberi arahan kepada orang lain untuk mengikutinya, namun lantaran tindakannya ini ia menginsipirasi orang lain untuk melakukan perbuatan maksiat yang sama.

Itulah kenapa anak Nabi Adam, Qabil, sebagai orang pertama yang membunuh manusia harus bertangungjawab atas semua masalah pembunuhan di dunia ini. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak ada satupun jiwa yang terbunuh dengan cara zalim, tetapi anak Adam yang pertama kalinya membunuh bakal memperoleh dosa lantaran pertumpahan darah itu." (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 serta yang lain).

Tak terbayang kan, bagaimana dosa yang akan ditanggung si pelopor serta pendesain pakaian mini, pakaian you can see, penyebar video porno serta banyak perbuatan maksiat yang lain. Sebagai pelopor dosa mereka terus mengalir sampai hari kiamat nanti.

2. Mengajak orang lain lakukan kesesatan serta maksiat

Berbeda dengan pelopor yang hanya memberi inspirasi kepada orang lain, orang yang satu ini dengan nyata mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan serta perbuatan maksiat. Mereka adalah penyeru kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan maksiat.

Dalam Al-Quran Allah SWT bercerita bagaimana orang kafir nantinya bakal menerima dosa dari kekufurannya. Belum lagi dengan dosa-dosa beberapa orang yang juga telah mereka sesatkan.

"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada bari Kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (babwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu." 
(QS. An-Nahl: 25)

Ayat di atas mempunyai makna yang sama juga dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapat dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa dikurangkan sedikitpun. "(HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, serta yang lain).

Contoh mudah yang berkaitan dengan hadis ini ialah beberapa orang yang sebagai propaganda kesesatan, mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, mengajak orang-orang untuk berbuat syirik serta bid'ah.

Merekalah beberapa yang mempunyai dosa jariyah, lalu bagaimana dengan dosa mereka? Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti apa yang mereka serukan, maka sepanjang itu jugalah orang tersebut ikut memperoleh limpahan dosa, walaupun dia telah meninggal. Termasuk mereka yang mengiklankan maksiat, memberikan motivasi orang lain untuk berbuat dosa, walaupun dia sendiri tak mengerjakannya, tetapi dia tetaplah mendapat dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Mudah-mudahan kita lebih waspada dalam melakukan perbuatan, serta semakin banyak melakukan amal soleh di banding dosa-dosa maksiat. Lantaran hidup bukan sekadar didunia saja, namun perjalanan masih panjang untuk menuju kehidupan yang kekal.


Zina Penyebab Bencana Banjir Garut (Kisah Nyata)


Allah memberikan Pelajaran dari bencana Garut.
Oleh: Almisky

Hari ini adalah hari pertama saya bisa membantu orang yang terkena bencana. Ya, bencana yang tak diduga, Bencana Garut.

Saya bergegas bersama teman-teman saya, bisa dibilang mewakili kampus kami. Tapi tidak resmi, hanya inisiatif kebanyakan teman-teman saya dan dukungan para dosen.

Kita semua berduka dengan Bencana Garut, #PrayForGarut.
Mayat bayi-bayi berserakan.
Nenek-nenek yang tidak bisa melarikan diripun ikut terseret air.
Bahkan, ditempat saya ikut berbersih, ada 2 mayat yang membuat saya kaget, 2 bayi mungil yang sudah tertutup lumpur.

Sedih, campur rasa takut, karena ini pertama kali saya menyaksikan langsung bencana yang membuat histeris banyak keluarga.
Yang pasti, semua ini tidak lepas dari takdir Allah yang Maha segalanya.

Saya bukan ahlinya untuk mengangkat mayat, karena ditempat tersebut ada bagian evakuasi mayat, maka saya beritahu kepada mereka untuk bantu mengevakuasi mayat bayi tersebut. Dan akhirnya, mayat bayi itu akhirnya diletakkan ditempat yang semestinya.

Setelah saya dan teman-teman selesai berbersih, saya melihat sosok kakek yang sedang duduk termenung bersandar didinding dekat tempat kami berkumpul. Kalau dilihat dari fisiknya, beliau sekitar umur 60 sampai 65 tahun. Beliau duduk dan terlihat matanya berkaca-kaca.

Ada yang aneh, saya merasa harus mengajak ngobrol kakek itu. Entah kenapa, kaki ini seperti ada yang memaksa melangkah menuju kakek itu.
Duduklah saya disamping kakek itu, dan saya coba buka pembicaraan.

Saya: "kek, ada yang bisa saya bantu?", saya bertanya pelan.
Kakek: Iya nak, tolong ambilkan minum. saya haus, dari semalam belum dapat minum.
Akhirnya saya ambilkan air untuk kakek itu.

Kakek itu mulai mengajak bicara, dan sudah tidak berkaca-kaca lagi. hanya menyisakan merah dimatanya.

Kakek: nak, terima kasih sudah datang membantu kampung kami. Kalau bukan dengan izin Allah, mungkin kami tidak ada yang membantu. Karena kampung ini terlalu banyak dosa.
Saya: Allah sudah mengaturnya kek, Ini pelajaran untuk saya, agar senantiasa berbuat baik kepada sesama, termasuk kakek.
Kakek: bukan, bukan itu maksud saya nak. Berbuat baik kepada sesama itu harus. Tapi ada sesuatu dibalik banjir besar ini.
Saya: Iya kek, apa tuh kek?. saya hanya liat diberita, bahwa air dari dua sungai tumpah ke kampung.
Kakek: Coba kau liat dari jembatan, dari jembatan ke sungai jaraknya sangat jauh. Tidak masuk akal kalau air sungai bisa tumpah ke kampung kami.
Saya: Ya, saya sudah lihat dari jembatan. Tapi memang karena mungkin hujan yang begitu deras membuat luapan yang dahsyat.
Kakek: Mungkin saja. Tapi, selama saya tinggal disini. Ada satu hal yang membuat saya sedih. Bahkan murka.
Saya: kenapa kek? boleh saya tau?
Kakek: Jangan kamu kira kampung yang jauh dari perkotaan bebas dari zina. Zina disini sangat marak. Bahkan, kampung ini tempat yang aman untuk anak muda berzina.
Saya: Hemmmmm.

Kakek itu melanjutkan ceritanya,

Kakek: Disini, disungai ini. Sudah terlalu banyak bayi-bayi tak berdosa dibuang. DIbantu oleh bidan-bidan kampung yang tidak bertanggung jawab membantu proses aborsi. Disini kami kekurangan Ustad yang menasehati kami. Itulah yang membuat kebanyakan orang dikampung ini jauh dari Allah yang akhirnya membuat mereka tidak takut berbuat maksiat.

Bersyukurlah mereka yang masih terjangkau oleh FPI (Front Pembela Islam), walaupun mereka terlihat seolah garang, tapi yang mereka lakukan benar. Membasmi kemaksiatan. Saya teringat hadist Rasulullah, kalau ada orang berzina, radius 40 rumah terdekat dengan pelaku zina bisa terkena efek azab dari Allah. Itulah kenapa Allah meluluhlantakan kampung kami.

---

Percakapan diatas menjadi nasehat untuk kita yang masih diberikan kehidupan aman oleh Allah.
Lihatlah, sungai yang jarak ke jembatanya jauh nyatanya dengan takdir Allah bisa menjadi meluap.

Percakapan diatas juga menjadi peringatan untuk kita.
Disaat kita ada celah untuk melakukan zina, ingatlah ada tetangga kita yang tak berdosa harus menanggung azab juga. Dan itulah pentingnya amar makruf Nahi Mungkar.

Indahnya Islam,

Allah menjadikan satu amar makruf dan nahi munkar. Keduanya harus kita lakukan. Karena mencegah kemungkaran sebenarnya adalah wujud kita cinta kepada sesama.
Semoga, Allah selalu menolong kita. Semoga, kita bisa mengambil setiap Hikmah dari setiap kejadian.

Wallahualam...