Belajar dari Kisah Maia dan Mulan Jameela

Maia adalah seniman musik dengan latar belakang keluarga yang luar biasa. Kalau tidak salah dia keturunan pejuang kemerdekaan Indonesia: HOS Tjokroaminoto. Bapaknya mantan rektor ITS. Saya yakin dia dididik dengan benar dan pasti tidak ada histori kekerasan dalam hidupnya.

Karena itu Maia dengan cepat bisa mengambil sikap dan tidak ada kompromi. Menolak poligami, keluar dari rumah dengan meninggalkan suami dan anak-anak yang disayangi, dan membangun kariernya kembali. Sekalipun peran Dhani dalam karier menyanyinya, saya yakin besar sekali. Namun Maia tidak tergantung. Dia mampu memilih dan mengambil keputusan dengan cepat.
foto : forum detik

Begitu seharusnya perempuan bersikap dan bertindak jika dia menjadi korban arogansi pasangan. Tidak perlu terlalu lama dalam konflik batin. Cepat bersikap dan bertindak untuk melanjutkan hidup yang layak dijalani. Pendidikan orangtua dengan tiadanya riwayat kekerasan merupakan modal yang sangat menentukan dalam bersikap dan bertindak di kemudian hari. Alasan itulah mengapa saya peduli pada isu penghapusan kekerasan dalam pendidikan anak. Merancang kurikulum, modul dan buku tentang self defens. Juga membangun inner power anak.

Lain halnya dengan Mulan Jameela. Dia perlu waktu lama untuk keluar dari situasinya. Punya anak dari laki-laki lain dan cerai. Lalu dia memilih mengkhianati rekan kerjanya. Memang saat itu daya tarik mendapatkan Dhani luar biasa. PENDUKUNG KARIER NYANYI KEDUA PEREMPUAN TERSEBUT. Karena itu dugaan saya, Mulan rela mau masuk ke dalam permainan berbahaya. Dia mau pendukungnya menjadi miliknya.

Bermain cinta terlarang karena iming-iming perlindungan dan dukungan karier. Betapa naifnya si Mulan. Hal seperti ini banyak sekali dilakukan oleh perempuan. Tidak punya kepercayaan diri untuk membangun karier dari kekuatannya sendiri.

Menurut saya riwayat pendidikan orangtua dari Mulan tidak sebaik Maia. Anak bungsu dari 9 bersaudara dari orangtua sederhana di kota kecil. Dugaan saya ada riwayat kekerasan yang dia terima. Barangkali bukan dari keluarga tetapi dari usaha untuk menjadi penyanyi di ibukota yang kejam. Perempuan dari kota kecil dengan mimpi besar kalau tidak membekali diri dengan self defens komplit (fisik, psikis, spiritual dn sosial) maka mudah sekali jatuh ke dalam situasi kekerasan dan terpola meraih ambisi dengan pengorbanan diri. Harga yang tidak murah. Ujungnya adalah kehancuran. Senang sebentar, menderitanya lama.

Nampak sekali ketergantungan Mulan pada Dhani. Kekerasan verbal yang dilakukan Dhani di ruang publik yang ditujukan pada Mulan luar biasa besar. Mulan bisa menanggungnya demi cinta dan dukungan Dhani. Selemah itukah Mulan? Dia cantik dengan suara yang baik. Mengapa tidak mencari jalan untuk bangkit dengan kekuatannya sendiri? Apa yang bisa diharapkan dari Dhani yang seperti itu?

Nasehat saya untuk orangtua yang punya anak perempuan. Jangan lakukan kekerasan pada anak. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup. Kekurangan kasih sayang akan memicu anak mencari di luar pada laki-laki yang sepertinya bisa memberi perhatian dan dukungan. Banyak laki-laki tergoda untuk memanfaatkannya. Persiapkan anak menghadapi kota besar jika dia studi maupun mau kerja di sana. Bangun self defens anak (fisik, psikis, spirit dan sosial). Jalan untuk menggunakan keperempuannya untuk membangun karier dan masa depan akan mudah dilakukan bagi anak-anak perempuan naif tetapi berambisi. Ini jalan yang salah dan ujungnya bukan kebahagiaan.

dari fb ‪#‎Esthi‬ Susanti#Inner Power

Artikel Terkait

Berharap selalu dalam lindungan Allah SWT agar hidup tetap tenang dan selalu berusaha untuk Menjalankan segala perintahNya dan Menjauhi semua laranganNya.

Bijaklah dalam berkomentar.
EmoticonEmoticon