Pada suatu malam, Rina
bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Rina segera meninggalkan
rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru
menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Rina berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
”Ya, tapi, aku tidak membawa uang.” Jawab Rina dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu.” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Rina segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Ada apa nona?” Tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu.” Jawab Rina sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi! Namun.... ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah.”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Rina, menarik nafas panjang dan berkata
“Nona mengapa kau berpikir seperti itu Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak berbagai macam makanan dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya?”
Rina, terhenyak mendengar hal tersebut. Dalam hatinya ia berucap.
“Astaghfirullah... Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Rina,
segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke
rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan
kepada ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.
Ketika bertemu dengan Rina, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Rina kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kamu tidak memakannya sekarang.”
Pada saat itu Rina tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya sambil berucap lirih "Ibu, aku minta maaf."
Sekali
waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepad orang lain disekitar kita
untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.
Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Semoga
bermanfaat ya.
Bijaklah dalam berkomentar.
EmoticonEmoticon