Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts

6 Makanan Ini Bisa Bikin Awet Muda

Enam jenis makanan ini mengandung senyawa antipenuaan dini. Selain menjaga sel-sel kulit Anda dari kerusakan akibat radikal bebas, enam makanan ini juga terbukti membuat penampilan wajah Anda lebih awet muda.

1. Salmon
Asam lemak omega-3 di dalam salmon membantu kulit mempertahankan kelembaban, sehingga menjadi lembut dan lentur. Bahan bergizi ini juga memertahankan minyak alami kulit kepala, sehingga tidak kering dan berketombe. Jumlah yang dianjurkan: 100-200 gram atau tiga porsi perminggu.

2. Tomat
Lycopene dapat membantu mencegah kerusakan kulit akibat matahari. Lycopene adalah jenis antioksidan yang akan semakin kuat daya kerjanya saat sudah  dimasak. Jumlah yang dianjurkan: Sekitar ¼ cangkir saus tomat murni atau empat buah tomat diiris, lima kali per minggu.
 
3. Ubi
Beta-karoten yang dikandung ubi dapat menghancurkan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel-sel kulit. Di dalam tubuh,  beta-karoten dibuah menjadi vitamin A yang berguna untuk mencegah penuaan dini.
Jumlah yang dianjurkan: satu buah ubi perhari. Ubi bisa digantikan oleh  wortel, melon atau mangga untuk mendapat manfaat kesehatan  yang sebanding.

4. Dark chocolate (Cokelat Hitam)
Dark chocolate mengandung banyak flavonol yang mampu  meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke kulit kepala, memberikan nutrisi yang dapat membantu menjaga  rambut Anda  tetap sehat. Jumlah yang dianjurkan: 30 gram atau maksimal 600 kj  perhari.

5. Blackberry dan raspberry
Asam ellagic di dalam kedua buah ini dapat melindungi kulit terhadap efek buruk sinar UV dan dapat membantu mencegah keriput. Jumlah yang dianjurkan: ½ cangkir  buah segar atau beku perhari.

6. Paprika dan brokoli
Vitamin C di dalam kedua jenis makanan ini dapat meningkatkan produksi kolagen yang berguna menjaga kekenyalan kulit.  Dengan kata lain, garis-garis halus di wajah akan menjadi lebih sedikit, terutama di sekitar mata dan mulut. Jumlah yang dianjurkan: satu cangkir paprika atau brokoli segar atau ½ cangkir yang sudah dimasak perhari.

Semoga bermanfaat.

source : www.rd.com

Berkat Netizen, Operasi Tumor Otak Sebesar Bola Sepak di Kepala Anak Berusia 4 Tahun Akhirnya Berhasil

Renu, bocah perempuan berusia 4 tahun asal India menderita tumor otak raksasa di belakang kepalanya
Renu (4), seorang bocah asal Uttar Pradesh, India, terpaksa menahan berat dan sakit akibat tumor otak yang tumbuh di belakang kepalanya. Tumor otak itu tumbuh hingga sebesar bola sepak atau ukurannya nyaris sebesar kepala Renu, dengan berat sekitar 2,75 kilogram.
Orangtua Renu menceritakan, tumor itu telah tumbuh sejak Renu lahir. Namun, tumor itu tidak segera dioperasi karena mereka tak memiliki biaya. Ayah Renu adalah seorang buruh tani dan ibunya tidak bekerja.

Keluarga tak menyangka bahwa tumor otak itu ternyata terus membesar seiring bertambahnya usia gadis kecil itu. "Renu akan menangis ketika akan berbaring untuk tidur atau saat aku menyentuh kepalanya," kata ibunya, Pramila.
Pramila mengaku hanya bisa meratapi nasib putri kecilnya. Hingga akhirnya, bantuan dana mengalir dari masyarakat setelah ada orang asing yang mengunggah foto Renu di media sosial.
dok. Dailymail Kepala Renu setelah operasi tumor otak raksasa.
Foto itu rupanya berhasil menarik simpati masyarakat. Kisah Renu bahkan sampai di telinga pejabat negara bagian Uttar Pradesh, Akhliesh Yadav, yang kemudian meminta Renu dibebaskan dari biaya operasi di rumah sakit.

Operasi tumor otak akhirnya dilakukan oleh tim dokter di King George Medical University. Tim ahli bedah mengungkapkan, Renu menderita tumor langka, yaitu oksipital encephalocele raksasa. Tumor tumbuh di daerah oksipital atau daerah yang berkaitan dengan penglihatan.

Salah satu dokter yang menangani operasi Renu, SN Kureel, mengatakan, jika tumor itu dibiarkan, bisa terus tumbuh dan akhirnya pecah. "Jika itu terjadi, Renu bisa kehilangan hidupnya," kata Kureel.
Akan tetapi, langkah operasi tentu bukan tanpa risiko. Operasi tumor otak harus sangat hati-hati agar tidak mengenai saraf penting yang berfungsi untuk memberikan cahaya ke mata. "Jika saraf rusak saat operasi, pasien bisa kehilangan penglihatan secara permanen," kata Kureel.
Dengan segala upaya, operasi Renu akhirnya berjalan lancar dan sukses. Ayah Renu, Jhinkant, mengatakan, operasi tersebut merupakan suatu keajaiban baginya. Ia sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah menyumbang biaya pengobatan Renu meski ia sendiri tak mengerti tentang media sosial.

Source : kompas.com

Kamu Akan Menyesal Jika Menggunakan Ponsel di Kegelapan

Sering menggunakan ponsel ketika hendak tidur di suasana gelap? Kalo iya, berarti kamu beruntung menemukan artikel ini.
Perhatian bagi kita yang suka membaca ditempat gelap terutama yang suka melihat ponsel atau handphone. Menggunakan Ponsel dalam kegelapan akan menyesal seumur hidup !

Setelah terdiagnosa penyakit MAKULA, itu berarti kamu sudah menderita kanker mata, hanya menunggu buta, karena obat modern belum bisa mengobatinya, apalagi menyembuhkan.

Beberapa tahun ini, semakin banyak pasien berumur 30-40 tahun berobat ke dokter, karena sebelum tidur dan setelah lampu dimatikan, masih juga menggunakan ponselnya, walaupun sekedar baca-baca.

Profesor Li Li direktur Rumah Sakit of Ophthalmology mengatakan "Sinar menyilaukan yang kuat dari ponsel, apabila langsung menyinari mata lebih dari 30 menit, maka akan menyebabkan penyakit mata degenerasi makula, ini akan menyebabkan kerusakan yang cepat dari pandangan mata, khususnya penyakit MAKULA yang tak dapat disembuhkan
"Setelah lampu mati layar ponsel terlihat sangat terang dalam kegelapan, melihat dari jarak dekat, energi tinggi menyinari mata langsung, akan merusak makula mata.”

Profesor Li Li mengatakan bahwa gejala degenerasi makula kebanyakan adalah orangtua, namun baru-baru ini ada kecenderungan penderita adalah pasien yang lebih muda. Di antaranya peningkatan pasien pada usia 20-40 tahun bertambah 3 kali lipat, sebagian besar adalah pengguna berat PONSEL PINTAR / IPAD.

Setelah lampu dimatikan, apakah itu PONSEL atau IPAD.Tidak hanya DEGENARASI MAKULA, pada awal akan muncul gejala dini mata kering, yang lebih serius adalah katarak muncul duluan, bahkan kehilangan penglihatan dan menjadi buta. Penyembuhan awal penyakit harus diobati dengan laser atau suntikan steroid, baru memiliki kesempatan untuk sembuh.

Untuk itu, kita harus bijak dalam menggunakan ponsel. Jika memutuskan untuk tidur, maka tidurlah, jangan ditunda. Sesuatu yang dianggap biasa, ternyata bisa berbahaya juga kan? Semoga bermanfaat ya.

Awas! Menaruh HP di Saku Dada atau Celana Bahaya

Handphone atau Ponsel sudah menjadi kebutuhan rutin sebagian orang. Hidup tanpa ponsel rasanya seperti makan sayur tanpa garam. Bak seseorang yang ditinggal pergi kekasihnya, sehari pun serasa setahun. Namun, dibalik kebutuhan kita akan ponsel, ada sejumlah masalah yang akan kita temukan. Salah satunya yaitu tentang bahayanya menaruh ponsel di dekat dada atau saku celana.

Sejumlah penelitian menyebut, radiasi atau gelombang elektomagnetik yang berasal dari ponsel dapat mengganggu kesehatan. Penelitian baru menunjukkan, meletakkan ponsel dekat dengan kulit dapat sangat meningkatkan kerentanan kulit terhadap radiasi ponsel.

Berikut ini adalah bahaya menaruh ponsel di saku celana dan daerah dada. Dr. Devra Davis memulai penelitian setelah melihat tren banyaknya perempuan yang menaruh ponsel di bra atau daerah dekat dada mereka. Ia mengisahkan sebuah kasus medis di mana seorang perempuan muda yang memiliki ponsel ditemukan ada benjolan berbentuk tumor di payudaranya. Selama menjadi pembicaraan di Australia National Institute of Environmental Health Sciences, Dr. Davis juga menyoroti beberapa peringatan yang mengejutkan yang ada pada buku petunjuk iPhone 4.

Dia membacakan kepada audiens yang hadir dari manual.
“Mungkin ini dapat melebihi pedoman pemaparan FCC untuk operasi jika dikenakan pada tubuh yang diposisikan kurang dari 15 milimeter (5/8 inci) dari tubuh. Misalnya, ketika membawa iPhone di saku Anda,” terang Davis ketika menjadi pembicara mengenai keselamatan ponsel di University of Melbourne yang dikutip dari tribunnews.com.

Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Josep Mercola. Dalam website-nya, ia mengatakan, terlepas dari daerah yang terkena radiasi terus menerus yang dipancarkan oleh ponsel Anda, tentunya ada potensi bahaya di dalamnya. Meskipun ada daerah-daerah tertentu yang jelas lebih rentan daripada daerah lain.

Penelitian yang dipublikasikan pada 2009 juga menunjukkan bukti bahwa menaruh ponsel di daerah pinggul dapat melemahkan area panggul. Beberapa jumlah penelitian lain juga telah menunjukkan, radiasi ponsel dapat merusak DNA dan mempengaruhi kesuburan pria.

Nah, jika tidak ingin berdampak buruk pada kesehatan, jangan letakkan ponsel di saku celana atau daerah dada Anda ya. Semoga bermanfaat gais.

Awas! Memberikan Susu Formula, Bidan atau Tenaga Kesehatan Bisa Dituntut

ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan bagi bayi yang baru lahir. Karena bayi baru lahir perlu nutrisi dan energi juga untuk bisa bertahan hidup. Maka ASI perlu di berikan secara intensif walaupun si bayi kurang mau meminumnya. Dan jangan sekali-kali memberikan Susu Formula sebelum bayi Anda berusia 6 bulan.

Terkadang setelah bayi baru lahir entah itu di bidan atau Rumah Bersalin, ada bidan atau tenaga kesehatan yang menawarkan atau memberikan Susu Formula, padahal ASI lah yang seharusnya diberikan. Lalu apakah ada aturan yang berhubungan dengan pemberian ASI yang melarang rumah sakit, dokter atau tenaga kesehatan untuk memberikan susu formula kepada bayi dan ibu?

Berikut penjelasannya yang di kutip dari laman hukumonline.com

Bicara mengenai air susu ibu (ASI) biasanya tak terlepas dari istilah ASI Eksklusif. ASI Eksklusif sendiri didefinisikan sebagai ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Demikian tertuang dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi Lainnya yang Dapat Menghambat Keberhasilan Program Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (“Permenkes 15/2014”).

Sementara Susu Formula Bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan. Demikian definisi berdasarkan Pasal 1 angka 4Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya(“Permenkes 39/2013”).

Dua Permenkes tersebut adalah peraturan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (“PP ASI”). Keberadaan peraturan yang memuat mengenai ASI ini seakan menegaskan pentingnya ASI bagi perkembangan bayi. Bahkan peraturan tersebut juga memuat tugas dan kewajiban pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi bagi bayi dengan pemberian ASI eksklusif. Dan di saat bersamaan mengawasi penggunaan susu formula bagi bayi di masyarakat.

Lewat dua Permenkes yang disebut di atas, pemerintah juga menjabarkan kewajiban yang mesti dilakukandan larangan yang tidak boleh langgar oleh tenaga kesehatan (seperti dokter) dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan (misalnya rumah sakit).

Kewajiban tersebut antara lain memberikan informasi dan edukasi ASI Eksklusif kepada Ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Eksklusif selesai. (Pasal 2 huruf c dan Pasal 3 huruf c Permenkes 15/2014).

Sedangkan larangan yang mesti dijauhi tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan misalnya tidak memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya. Larangan tersebut dikecualikan atas indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi (Pasal 2 huruf d dan Pasal 3 huruf d Permenkes 15/2014).

Dari ketentuan di atas dapat diketahui bahwa pada prinsipnya dokter, rumah sakit atau tenaga kesehatan seperti yang Anda tanyakan, tidak boleh memberikan susu formula kepada bayi. Walaupun ada pengecualiannya yaitu atas indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi.

Hal ini juga terdapat dalam Pasal 17 ayat (1) dan Pasal 18 ayat (1) jo. Pasal 15 jo. Pasal 7 PP ASI, yang berbunyi:

Pasal 17 ayat (1) PP ASI:
“Setiap Tenaga Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.”

Pasal 18 ayat (1) PP ASI:
“Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula Bayidan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kepada ibu Bayi dan/atau keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.”

Pasal 15 PP ASI:
“Dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bayi dapat diberikan Susu Formula Bayi.”

Pasal 7 PP ASI:
“Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat:
a.       indikasi medis:
b.      ibu tidak ada; atau
c.       ibu terpisah dari Bayi.”

Indikasi medis yang memungkinkan susu formula diberikan kepada bayi diatur dalam Pasal 7 ayat (1)Permenkes 39/2013, yaitu:
a.     Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus;
b.     Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI dengan jangka waktu terbatas;
c.      kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena harus mendapatkan pengobatan sesuai dengan standar pelayanan medis;
d.     kondisi medis ibu dengan HbsAg (+), dalam hal Bayi belum diberikan vaksinasi hepatitis yang pasif dan aktif dalam 12 (dua belas) jam; dan
e.     keadaan lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penentuan ada tidaknya indikasi medis seperti disebut di atas dilakukan oleh dokter (Pasal 7 ayat (2) Permenkes 39/2013). Dalam hal di daerah tertentu tidak terdapat dokter, penentuan adanya Indikasi Medis dapat dilakukan oleh bidan atau perawat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 7 ayat (3) Permenkes 39/2013).

Sedangkan keadaan ibu ‘tidak ada atau ibu terpisah dari bayi’ yang memungkinkan pemberian susu formula, meliputi: (lihat Pasal 13 Permenkes 39/2013)
a.        ibu meninggal dunia, sakit berat, sedang menderita gangguan jiwa berat;
b.       ibu tidak diketahui keberadaannya; atau
c.        ibu terpisah dari Bayi karena adanya bencana atau kondisi lainnya dimana ibu terpisah dengan bayinya sehingga ibu tidak dapat memenuhi kewajibannya atau anak tidak memperoleh haknya.

Dalam hal terjadi indikasi medis, dokter atau rumah sakit harus mendapat persetujuan Ibu bayi/keluarganya terlebih dulu untuk memberikan susu formula. Persetujuan itu diberikan setelah ibu bayi/keluarganya mendapatkan penjelasan dan peragaan terlebih dulu atas penggunaan dan penyajian susu formula. (Pasal 14 Permenkes 39/2013).

Jika dokter, tenaga kesehatan dan rumah sakit tak mengindahkan ketentuan mengenai ASI eksklusif dan susu formula di atas, pemerintah dapat menjatuhkan sanksi administratif. Sanksi tersebut dapat berupa: teguran lisan, teguran tertulis, dan/atau pencabutan izin. (Pasal 29 PP ASI dan Pasal 7 Permenkes 15/2014).

Para pihak, baik pelapor dan terlapor, dapat mengajukan keberatan atas sanksi administratif yang dijatuhkan. Jangka waktu pengajuan keberatan adalah tujuh hari kerja setelah sanksi administratif diterima. (Pasal 26 Permenkes 15/2014).

Demikian jawaban kami, semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:
  1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif;
  2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya;
  3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi Lainnya yang Dapat Menghambat Keberhasilan Program Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Semoga bermanfaat.


Hati-hati! Ternyata Tempe Pemicu Darah Tinggi

Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang sudah terkenal dimana-mana. Rasanya yang khas dan bentuknya yang unik membuat tempe selalu menjadi menu atau lauk andalan kita dalam tiap kali makan. Namun rupanya kita perlu memperhatikan khasiat apa saja yang terkandung dalam tempe tersebut.
Negatif tempe untuk kesehatan
Menurut riset terbaru mengkonsumsi Tempe bisa memicu darah tinggi dari pada makan Daging Kambing. Tempe yang selama ini dicitrakan sebagai makanan sehat ternyata lebih memicu darah tinggi dibanding daging kambing.

Riset sampling dilakukan pada 2 orang kakak dan adik (Majid dan Rio) yang berusia 40-45 tahun. Makan hanya 1 kali sehari selama 6 hari.

Hari 1
Majid makan Sop Kambing
Rio makan Tempe Goreng
Reaksi Majid dan Rio normal

Hari 2
Majid makan Gule Kambing
Rio makan tempe Goreng
Reaksi Majid normal, Rio mulai melirik-lirik makanan Majid

Hari 3
Majid makan Sate Kambing
Rio makan Tempe Goreng
Reaksi Majid normal, sedangkan reaksi Rio mulai gusar

Hari 4
Majid makan Kambing BBQ
Rio makan Tempe Goreng
Reaksi Majid normal, sedangkan reaksi Rio mulai marah

Hari 5
Majid makan Sop Kaki Kambing
Rio makan Tempe Goreng
Reaksi Majid normal, sedangkan reaksi Rio sudah marah2

Hari 6 (hari terakhir)
Majid makan Kambing Goreng Kecap
Rio makan Tempe Goreng
Reaksi Majid tetap normal walaupun sudah 6 Hari, akan tetapi reaksi Rio membanting piring dan merampas sebagian Kambing Goreng Kecap sambil berteriak Tempe goreng lagi... Tempe Goreng lagi...!!!

Kesimpulan :

Makan Tempe ternyata memicu darah tinggi dan membuat emosi tidak terkendali.

Semoga bermanfaat. :D


Cara Mengatasi Baby Blues Syndrom Dalam Islam

Seorang suami pusing tujuh keliling dengan perubahan sikap istrinya, setelah kelahiran putra kedua mereka. Sikap sang istri yang dulu penyabar menghadapi anak, menjadi mudah marah dan gampang tersinggung. Bahkan sang Suami sering menghadapi sang Istri menangis dan tidak bisa tidur di malam hari. Tentu saja semua ini membuat keluarga kecil yang biasanya ceria menjadi muram.

Apa yang dialami sang Istri adalah suatu kondisi umum yang dialami oleh ibu melahirkan dan hampir mengenai 50% ibu baru. Seringkali perasaan gembira karena hadirnya seorang anak juga disertai dengan perasaan sedih, cemas, dan kaget silih berganti, sehingga menimbulkan kelelahan secara psikis bagi sang ibu. Gejala tersebut dikenal dengan baby blues syndrome atau stress pasca persalinan, yaitu salah satu bentuk depresi yang sangat ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat pasca persalinan.

Penyebab Baby Blues Syndrome
Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya baby blues syndrome, diantaranya:
  1. Perubahan hormonal. Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan progesterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan mood, dan perasaan tertekan.
  2. Fisik. Hadirnya si kecil dalam keluarga menyebabkan pula perubahan ritme kehidupan sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi masalah.
  3. Psikis. Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan dalam mengurus si kecil, ketidak mampuan mengatasi dalam berbagai permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh dari sebelum hamil serta kurangnya perhatian keluarga terutama suami ikut mempengaruhi terjadinya depresi.
  4. Sosial. Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh adaptasi. Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi oleh lingkungan juga berperan dalam depresi.
Gejala
Gejala biasanya bervariasi dari derajat ringan hingga berat. Adapun gejala yang biasanya muncul antara lain:
  1. Perasaan cemas yang berlebihan, sedih, murung, dan sering menangis.
  2. Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala.
  3. Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus si kecil. 
Seringkali ibu yang pada awalnya mengalami baby blues syndrome kemudian berkembang menjadi lebih lama dan lebih berat intensitasnya. Apabila gejala yang terjadi telah mengganggu dalam melaksanakan tugas sehari-hari maka termasuk dalam kategori depresi pasca melahirkan, biasanya lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat depresi sebelumnya. Depresi pasca melahirkan disertai dengan tanda-tanda:
  1. Kelelahan yang berkepanjangan, susah tidur, dan insomnia.
  2. Hilangnya perasaan bahagia dan minat untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan.
  3. Tidak memperhatikan diri sendiri dan menarik diri dari keluarga dan teman.
  4. Tidak memperhatikan atau bahkan perhatian yang berlebihan pada si kecil.
  5. Perasaan takut telah menyakiti si kecil.
  6. Tidak tertarik pada seks.
  7. Perasaan berubah-ubah dengan ekstrim, terganggu proses berpikir dan konsentrasi.
Cara mengatasi Baby Blus Syndrome
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
  1. Selalu berdoa kepada Allah agar diberi taufik dan kemudahan dalam menjalankan kewajiban kita sebagai seorang ibu.
  2. Tanamkan pada diri untuk selalu bersikap ikhlas dan tulus berperan sebagi ibu baru. Ingatlah balasan yang akan kita dapat di akhirat kelak!
  3. Belajar bersikap tenang dengan mengambil nafas panjang dan fleksibel dalam mengurus si kecil.
  4. Tidurlah ketika si kecil tidur.
  5. Komunikasikan rasa cemas yang dialami dengan pasangan, saudara atau teman dekat.
  6. Luangkan waktu untuk diri sendiri, meski hanya 15 menit untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti mendengarkan murotal, baca buku, atau olah raga ringan.
  7. Ibu tidak diharapkan menjadi ‘super mama’, jadi berlaku jujurlah pada diri sendiri maupun orang lain sejauh mana kita dapat melakukan sesuai kemampuan dan minta bantuan orang lain.
  8. Biarkan pasangan atau keluarga membantu dalam urusan rumah tangga dan mengurus si kecil.
  9. Bergabung dan berbagi cerita dengan ibu-ibu baru.
  10. Baby blues bukanlah hal yang memalukan, jadi jangan ragu untuk mengkomunikasikan dengan orang terdekat.
Agar baby blues syndrome dapat diminimalisir maka yang pertama harus dipersiapkan oleh sebuah keluarga yang akan menginginkan seorang anak adalah kehamilan yang terencana yang didukung oleh kesiapan mental, financial, dan sosial dari ayah dan ibu. Persiapkan pula pengetahuan dasar calon ayah dan calon ibu tentang kehamilan, proses melahirkan, sampai dengan cara merawat si kecil. Sebaiknya diskusikan juga tentang pembagian kerja anata ibu dan ayah pada saat kehamilan hingga si kecil dilaharkan sehingga ibu mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat. Jika diperlukan pertimbangkan pula untuk mempunyai asisten dalam membantu mengurus rumah tangga.


Semoga bermanfaat.