Gaya hidup memang menjadi tren sendiri di setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, rumah masih ngontrak saja motornya ada 2, lengkap dengan mesin cuci, kulkas, dispenser, dan TV plasma. Alasannya jelas, ingin dianggap berada.
Padahal orang yang berada betulan, biasanya menggunakan uangnya untuk investasi. Mengerem sementara keinginan membeli barang-barang elektronik, agar duitnya bisa dipakai untuk beli rumah atau tanah yang kenaikan harga per tahunnya semakin menggila. Sedangkan barang elektronik hanya akan jadi rongsokan.
Di Jepang, saat ini sedang ngetrend gaya hidup minimalis. Orang-orang berlomba mengosongkan rumahnya dari segala perabotan. Hanya punya sedikit baju, kasur seadanya, laptop untuk kerja, sudah itu saja. Tidak sumpek, malah lapang, mood pun senang.
Di Jepang, punya mobil adalah kampungan. Hanya golongan petani yang tinggal di pedesaan yang punya mobil, itupun karena berfungsi untuk mengangkut logistik pertanian. Sedangkan orang kota lebih suka jalan kaki dan naik sepeda. Kalaupun ada mobil, biasanya dibiarkan sampe berdebu di garasi.
Di Indonesia, mobil adalah simbol kekayaan. Cicilan rumah belum lunas, keburu kredit mobil. Padahal mobilitas juga belum tinggi, belum jadi orang sibuk, cuma gara-gara tetangga punya mobil terus ikutan dari pada keliatan miskin. Seneng amat nyenengin pihak bank. Semakin banyak utang, semakin banyak bunga yang dibayar, nggak sadar diperas bankir.
Punya perabotan banyak itu boleh selama rumah kita sendiri. Punya mobil juga boleh, selama pondasi ekonomi sudah kuat. Apa yang terlihat oleh mata hanyalah cover luar. Untuk apa luarnya bagus dan mapan, tapi yang di dalam justru keropos.
Nah, jadi kamu termasuk yang mana?
Bijaklah dalam berkomentar.
EmoticonEmoticon