Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Teruntuk Wanita, Jangan Tolak Lamaran Laki-Laki yang Memenuhi 5 Ciri Berikut Ini


TebarHikmah.ga - Setiap wanita muslim tentu mendambakan laki-laki yang shaleh lagi taat, taat ibadahnya, bagus akhlaknya serta indah tutur katanya, pandangan mata yang menyejukkan, setiap untaian katanya yang baik lagi berisi nasihat-nasihat yang indah. Memiliki kepedulian yang tinggi serta perhatian, setiap wanita tentu memimpikan bertemu dengan laki-laki seperti ini sebagai pendamping hidupnya. Sebagai calon ayah bagi anak-anaknya, sebagai calon imam yang akan memimpin dan membimbingnya sampai ke surga kelak.

Kebingungan yang sering muncul bagi setiap muslimah adalah bagaimana cara mendeteksi atau melihat laki-laki tersebut baik atau tidak, bagaimana mengenali ciri-cirinya. Banyak yang kelihatannya shaleh namun setelah menikah sifat aslinya menunjukkan jauh dari keshaleh-annya, banyak yang tampak diluar baik namun ketika setelah menikah terlihat sangat terbalik sekali dengan sifat awal yang dikenal, penyesalan di akhir tentu hal yang tidak diinginkan oleh semua wanita, tidak mau kalau pernikahan yang dia dambakan adalah sebuah kebahagiaan namun berujung pada penyesalan karena mendapatkan laki-laki yang jauh dari harapannya.

Berikut kami ada 5 ciri laki-laki shaleh yang insya Allah baik, taat serta cocok untuk diterima lamarannya:

1. Baik Hubungannya dengan Allah

Ciri pertamanya adalah memiliki hubungan yang baik dengan Allah SWT, bisa terlihat dari ibadahnya kepada Allah, shalat tepat waktu, mengerjakan amalan-amalan sunnah, ingin selalu dekat dengan Allah bisa dilihat dari kualitas dan kuantitasnya dalam berinteraksi dengan Al-quran. Selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tidak baik seperti menundukkan pandangannya pada wanita, menjaga pergaulannya dengan wanita, menjaga harta dan memastikan setiap harta yang dia nikmati adalah harta yang halal, didapat dari sumber yang halal serta cara yang halal pula.


2. Baik Hubungannya dengan Orangtuanya (Khususnya Ibu)

Ciri kedua yang dimiliki laki-laki shaleh adalah memiliki hubungan baik dengan ibunya, selalu taat dan patuh pada ibunya, selalu berbakti pada ibunya, memiliki kedekatan
khusus dengan ibunya.

3. Baik dan Perhatian Terhadap Anak-Anak

Ciri yang ketiga adalah memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak kecil, sensitive ketika melihat anak-anak dan secara refleks ingin bermain dengan anak-anak yang dilihatnya, menggendong anak-anak yang dilihatnya. Rasa ini muncul tanpa disengaja, tapi memang sudah ada dalam dirinya. Ini sangat penting karena mencari suami adalah mencari calon ayah bagi anak-anakmu, maka pastikanlah ia orang yang memiliki kepedulian terhadap anak kecil, sebagaimana Rasulullah SAW yang berhenti dan bahkan turun dari untanya ketika melihat anak kecil.

4. Baik Hubungan Sosial dan Kemasyarakatannya

Berumah tangga adalah proses yang komplit, mempertemukan dua insan yang berbeda, mempertemukan dua keluarga yang berbeda dan juga mempertemukan dengan kehidupan serta lingkungan yang baru. Hidup bertetangga adalah salah satu hal yang akan dijalani oleh setiap keluarga. Maka kemampuan menjalin hubungan sosial kemasyakaratan adalah hal penting yang mesti dimiliki oleh sang suami sebagai kepala rumah tangga, bisa membaur dengan lingkungan sekitar, turut dan ikut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di sekitarnya seperti kerja bakti, pengajian, saling menolong dan membantu dalam suka duka.


5. Baik Hubungannya dengan Uang

Uang, ia memang bukanlah segala-galanya, akan tetapi untuk mendapatkan segala-galanya butuh yang namanya uang. Tak sedikit rumah tangga yang bubar, hancur berantakan berujung pada perceraian hanya gara-gara uang, apakah karena uang yang sedikit , suami yang tidak bisa mencari uang, atau mungkin kehidupan yang terlalu boros tidak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan sehingga menyebabkan berhutang sana-sini.

Baca juga: Pacaran Dilarang, Ta'aruf Menjadi Solusi

Kemampuan berhubungan baik dengan uang adalah kemampuan wajib yang mesti dimiliki seorang suami, mampu mencarinya dengan cara dan sumber yang halal, serta mampu juga mengatur pengeluaran, pemasukan serta pengelolaan investasi untuk masa depan. Baik hubungannya dengan uang bukan berarti ia kaya raya dan memiliki banyak uang, akan tetapi ia mampu menggunakan uang, menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran, mengatur emosi untuk memilih antara suatu kebutuhan dengan yang hanya keinginan.

Ya, kurang lebih itulah 5 ciri laki-laki shaleh yang jika ia datang melamarmu jangan kamu tolak, tips lain agar mudah bertemu dengannya maka pantaskan jugalah diri seperti apa ciri-cirinya, karena jodoh adalah cerminan dirimu. Mungkin muncul lagi pertanyaan dari kaum muslimah, bagaimana cara mengetahui laki-laki yang memiliki 5 ciri diatas?, Insyaa Allah akan kita bahas dalam waktu dekat.

dari berbagai sumber

10 Hal yang Menyebabkan Istri Durhaka Terhadap Suami

istri durhaka suami
Seorang istri wajib hukumnya untuk berbakti terhadap suaminya. Jika ia tidak mau berbakti, maka istri akan dianggap durhaka. Nah, berikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang istri termasuk ke dalam golongan istri durhaka kepada suaminya.

1.       Berhias ketika suaminya tidak disampingnya. Maksud firman Allah
“Janganlah mereka (perempuan-perempuan) menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya.” (An Nur 31)

2.       Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur ia tidak datang nescaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

3.       Membantah suruhan atau perintah suami. Sabda Rasulullah SAW:
‘Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia.”

4.       Bermuka masam terhadap suami. Sabda Rasulullah SAW:
“Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya.”

5.       Jahat lidah atau mulut pada suami. Sabda Rasulullah SAW:
“Dan ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam Neraka (diantaranya) ialah wanita yang kotor atau jahat lidahnya terhadap suaminya.”

6.       Membebankan suami dengan permintaan yang diluar kemampuannya.

7.       Keluar rumah tanpa izin suaminya. Sabda Rasulullah SAW:
“Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya.”
(Riwayat Al Khatib)

8.       Menghina pengorbanan suaminya. Maksud Hadis Rasulullah SAW
“Allah tidak akan memandang (benci) siapa saja perempuan yang tidak berterima kasih di atas pengorbanan suaminya sedangkan dia masih memerlukan suaminya.”

9.       Mengijinkan masuk orang yang tidak diijinkan suaminya ke rumah, maksud Hadis:
“Jangan ijinkan masuk ke rumahnya melainkan yang diijinkan suaminya.” (Riwayat Tarmizi)

10.   Tidak mau menerima petunjuk/arahan suaminya.
Maksud Hadis:
“Isteri yang durhaka hukumnya berdosa dan dapat gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, Nerakalah tempatnya di Akhirat kelak. Apa yang isteri buat untuk suami adalah semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah SWT”

Ref.
Kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujaini karangan Imam Nawawi al Bantani http://www.slideshare.net/pprminu/uqud-al-lijain-imam-nawawi-albantani-rmi-project-syndication-wwwrminuorid
http://keluarga.kawansejati.org/

Bukan Sulit Menentukan Pilihan, Tapi Bertahan Kepada Pilihan

pilih bertahan
tebarhikmah.ga - Dalam memilih pasangan, hal yang paling sulit untuk seorang lelaki dewasa bukanlah menentukan pilihan, tetapi bertahan kepada pilihan.

Di luar sana akan ada wanita-wanita yang cantik, baik, cerdas, dan sangat menarik, tetapi belum tentu yang paling cantik, paling baik, paling cerdas, dan paling menarik yang bisa menjadi teman hidup. Karena lelaki dewasa paham, bahwa satu- satunya wanita yang bisa jadi teman hidup adalah dia yang mampu menghadirkan kenyamanan. Nyaman disaat sulit, nyaman disaat mudah, nyaman ketika dekat, nyaman ketika jauh. Nyaman saat berselisih pendapat, nyaman juga saat membangun pendapat.

Hubungan yang sehat bukanlah hubungan yang selalu bahagia, dan selalu dipenuhi dengan canda tawa. Bagaimanapun, keluarga yang dewasa akan perlu belajar, dari rasa sedih dan rasa kecewa. Maka ketika dua hati memutuskan untuk bersama, maka janganlah berjanji untuk tidak saling menyakiti. Maka berjanjilah untuk tetap bertahan, meski salah satunya tersakiti. 
Ya, bertahan pada pilihan memang perkara sulit. Tak semua manusia dikaruniakan hal demikian.

Ingatlah ...
Sesungguhnya Allah jualah yang menyatukan hati dua insan, memasuki bahtera pernikahan, sang suami nahkodanya dari dermaga dunia akhirat. Perahu cinta yang berlayar, tiangnya adalah iman, layarnya adalah ikhtiar, talinya adalah tawakkal. Makin jauh kalian berlayar, terpaan angin dan gelombang samudera makin dahsyat, saat itulah cinta, kesetiaan dan pengorbanan akan diuji.

Semoga bermanfaat.

7 Cara Terbaik Menyikapi Kekurangan Pasangan, No. 3 Paling Sering Di Lupakan

Ketika memutuskan untuk menikah tentunya kita sudah menyadari bahwa kita menikah dengan sesama manusia (bukan sesama jenis lho ya, :D). Pasti setiap manusia tak luput dari salah dan khilaf. Manusia pula memiliki banyak kekurangan pun tak lain juga kelebihan. Kedua hal tersebut merupakan satu paket alami yang menyertai fitrah manusia.


Lantas Bagaimana Menyikapi Kekurangan Pasangan?

Berawal dari kekurangan dan kelebihan setiap manusia itulah, maka diperintahkan menikah. Dengan menikah, masing-masing pasangan akan saling melengkapi, menutupi kekurangan yang satu dengan kelebihan yang ada padanya. Sehingga manusia menjadi lebih baik dan saling memperbaiki diri.

Namun, terkadang harapan kita mendapatkan pasangan yang ideal menjadi beban tersendiri setelah menikah. Kita menjadi lebih sulit menerima kekurangan pasangan. Nah, jika terjadi hal semacam itu, bagaimana sebaiknya menyikapinya? Berikut beberapa kiat yang bisa menjadi perhatian kita.

1. Teliti kekurangan pasangan
Setiap orang memiliki kekurangan yang berbeda-beda. Coba teliti apa kekurangan pasangan kita. Apakah kekurangan itu melanggar sesuatu yang wajib. Ataukah kekurangan dalam hal yang mubah (dibolehkan) seperti penampilan, ketrampilan, perhatian dll. Hal ini penting untuk menjadikan prioritas perbaikan diri. Tentu kekurangan terhadap hal yang wajib sangat urgent untuk diperbaiki.

2. Introspeksi diri
Melihat kekurangan orang lain tentu sangat mudah bagi kita, hingga kita sering lupa dengan kekurangan diri. Selain menemukan kekurangan orang lain, introspeksi diri kekurangan kita. Apakah sama hal dengannya. Ataukah kita berada sebaliknya. Kekurangannya menjadi kelebihan kita dan kelebihannya menjadi kekurangan kita?

3. Komunikasi
Setelah sama-sama melakukan analisa, komunikasikan dengan baik pada pasangan. Gunakan kata-kata yang lembut, halus dan tidak menyinggung. Kemukakan juga kekurangan yang Anda milliki sehingga ia tidak merasa dipojokkan. Ini yang paling sering kita lupakan, komunikasi dua arah. Karena komunikasi dalam rumah tangga penting untuk saling memahami, mengerti dan menghindari kekakuan karena salah paham. 

4. Fokus pada kelebihannya
Untuk mengurangi kekecewaan yang berlebihan, kita juga harus seimbang menilai kelebihannya. Fokuskan pada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sementara kita lemah terhadap hal tersebut. Sehingga cinta dan kasih sayang kita tak pernah luntur terhadap pasangan. Selalu ada hal positif yang membuat kita semakin jatuh cinta.

5. Saling mengingatkan
Dua insan yang sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan selanjutnya harus saling mengingatkan. Hal ini adalah upaya untuk saling memperbaiki diri. Saling mengingatkan tentunya juga dengan cara yang baik dan romantis sehingga pasangan tidak merasa digurui. Langkah ini sedikit demi sedikit akan mengubah kebiasaan buruk dan kekurangan masing-masing.

6. Niatkan untuk ibadah
Saling memperbaiki diri, mengubah kebiasaan buruk tidak hanya selesai dalam satu dua hari saja. Ini merupakan pekerjaan seumur hidup menjadi pasangan. Oleh sebab itu, niatkan beribadah dengan ikhlas menerimanya. Hal ini akan membuat kita semakin sabar karena tujuan akhir kita adalah ibadah untuk menggapai ridhoNya.

7. Saling mendoakan
Hal terakhir dan yang paling ampuh idalah saling mendoakan. Saling mendoakan untuk sabar,tawakal, dan syukur menerima ketentuanNya. Dengan terus memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk terus memperbaiki diri.

Kekurangan pasangan seharusnya bukanlah menjadi hal yang memicu keretakan dalam rumah tangga. Malah sebaliknya, kekurangan pasangan memicu suami istri untuk saling memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada Allah Subhanahuwata'ala, Sang Pemilik Kesempurnaan.

Silakan bagikan ke teman dan semoga bermanfaat ya.

Penting! Ini 26 Dosa Istri Pada Suami dan 32 Dosa Suami Pada Istri yang Jarang Diketahui

Dalam hal menjalin hubungan suami - istri, sudah sepatutnya sikap dan perbuatan harus sesuai dengan adab-adab keislaman. Salah satu sikap positif yang harus dikembangkan dalam kehidupan rumah tangga adalah kesediaan untuk selalu mengintrospkesi diri dan meminta maaf bila melakukakn kesalahan.

Kelapangan hati untuk mau mengakui semua kesalahan dan meminta maaf kepada pasangan hidupnya menjadi energi digdaya untuk mengharmoniskan hubungan suami-istri.
Sehingga, diantara suami-istri tidak terjadi ganjalan perasaan dan ketidakpuasan yang terpendam yang bisa mengganggu kemesraan dan keindahan hidup berumah tangga.
Kebahagiaan dan ketenangan hidup terwujud dengan adanya hubungan pernikahan yang bahagia. Dan, kebahagiaan pernikahan itu terwujud bila suami istri memiliki agama yang benar, akal yang sehat, dan akhlak yang mulia.

Ditambah lagi dengan cinta yang tulus, saling memenuhi hak, dan masing-masing menyarankan pasangannya.

Bila masing-masing suami istri menunaikan kewajibannya secara sempurna sesuai dengan kesanggupannya, maka kebahagiaan dan kegembiraan akan terwujud, problematika akan hilang atau paling tidak berkurang. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kebaikan keluarga dan kekuatan umat.

Dalam tulisan ini, penulis mengangkat beberapa penjelasaan dari karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd dalam bukunya berjudul yang dikutip dari Mynewshub; 26 dosa istri dan 32 dosa suami yang meletarbelakangi beberapa kesalahan dan dosa yang mungkin istri dan suami lakukan. Menyebutkan kesalahan bukan berarti kesalahan tersebut mencakup seluruh istri begitupun kepada suami.

Di antara mereka ada yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kekurangan. Juga tidak bermaksud agar suami istri membuat kesalahan tersebut sebagai media untuk menghitung-hitung aib istri dan suami, namun sebagai bahan muhasabah diri.

Berikut dosa suami dan istri yang perlu kita ketahui bersama, silakan share jika bermanfaat.

26 Dosa Istri Kepada Suami:

1.       Berlebihan dan menuntut kesempurnaan
2.       Kurang memperhatikan orang tua suami
3.       Kurang mempercantik diri di hadapan suami
4.       Banyak berkeluh kesah dan kurang bersyukur
5.       Mengungkit ungkit kebaikan kepada suami
6.       Menyebarkan masalah rumahtangga kepada orang lain
7.       Kurang memperhatikan posisi dan status sosial suami
8.       Kurang membantu suami dalam kebajikan dan ketakwaan
9.       Membebani suami dengan banyak tuntutan
10.   Membuat suami risau dengan banyak menjalin hubungan
11.   Bersikap nusyuz (menentang)  terhadap suami
12.   Menolak ajakan suami berhubungan badan
13.   Lalai dalam melayani suami
14.   Memasukkan orang yang tidak diizinkan suami de dalam rumahnya
15.   Keluar dari rumah tanpa izin suami
16.   Menaati suami dalam kemaksiatan kepada Allah swt
17.   Cemburu berlebihan terhadap suami
18.   Buruknya perilaku isteri bila suamiberpoligami
19.   Lalai dalam mendidik anak-anak
20.   Kurang perhatian terhadap kondisi dan perasaan suami
21.   Menyebarluaskan rahasia tempat tidur
22.   Istri mendeskripsikan seorang perempuan kepada suami
23.   Menggugat kepemimpinan suami
24.   Istri yang ikhtilah (bercampur baur tanpa ada batasan terhadap orang lain) dan tabarruj (bersolek dengan tujuan agar orang lain yg melihat memujinya bahwa ia cantik, bukan karena niat ingin menyenangkan suami) di hadapan kaum laki-laki
25.   Kurang setia terhadap suami
26.   Kurangnya ketakwaan kepada Allah setelah berpisah dari suami

32 Dosa suami kepada Istri

1.       Lalai Berbakti kepada orang tua setelah menikah
2.       Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orang tua
3.       Ragu dan buruk sangka kepada istri
4.       Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri
5.       Meremehkan kedudukan istri
6.       Melepaskan kendali kepemimpinan dan menyerahkannya kepada istri
7.       Memakan Harta istri secara batil
8.       Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya
9.       Bersikap pelit terhadap istri
10.   Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi
11.   Banyak mencela dan mengkritik istri
12.   Kurang berterima kasih dan memotivasi istri
13.   Banyak bersengketa dengan istri
14.   Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas
15.   Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga
16.   Interaksi yang buruk dengan istri
17.   Tidak menganggap penting berdandan untuk istri
18.   Kurang perhatian terhadap Doa yang dituntun ketika menggauli istri
19.   Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan
20.   Menyebarkan rahasia ranjang
21.   Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan
22.   Menggauli istri ketika haid
23.   Menggauli istri pada duburnya
24.   Memukul istri tanpa alasan
25.   Kesalahan tujuan poligami
26.   Tidak bersikap Adil antara beberapa istri
27.   Terburu-buru dalam urusan Talak
28.   Tidak mau mentalak, padahal sudah tidak mungkin ada perbaikan dan kecocokan
29.   Mencela istri setelah berpisah dengannya
30.   Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri
31.   Kurang setia terhadap istri
32.   Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain


Demikian artikel tentang 26 dosa istri dan 32 dosa suami, semoga kita bisa mengambil hikmah dan bermanfaat bagi kita. Silakan share.

source : tribunnews

Alasan Suami 'Melarang' Istri Ingin Kerja

Dalam berumah tangga, bekerja merupakan kewajiban sang suami. Istri hanya mendapatkan hak-hak atas pendapatan nafkah dari suaminya. Namun banyak kasus si istri juga ikut bekerja untuk menambah penghasilan suami. Apakah istri bekerja dianjurkan dalam Islam? Dan seperti apa bentuk pekerjaan yang seharusnya?

Dialog antara suami dan istri berikut ini bisa menjadi referensi kita dalam memutuskan apakah istri pantas bekerja atau tidak. Silakan disimak.

Abang, aku mau kerja!”
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :).”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak  banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”
“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
“Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, Insyaa Allah.”
“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti  mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
“Istri Abang yang Abang cintai.. Dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
“Jadi, kita harus bagaimana?”
“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada AllaaH. Jangan khawatir! Mintalah pada-NYA . Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
“Apa, Bang?”
“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? Anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, In syaa AllaaH. Keren, kan?”
“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
“Apa?”
“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajjud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada shodaqoh? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? AllaaH itu Maha Kaya. Minta saja pada-NYA.”

“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
“Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. In syaa AllaaH jika menurut Allah baik, menurut-NYA kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
“Tapi, Bang?!”
“Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa barokah?”
“Aku ingin kita hidup kaya dan barokah.”
“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. In syaa Allah kaya dan barokah.”
“Kalau tidak kaya?”
“Kan masih barokah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
“Apa, Bang?
“Pilihlah pintu Surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”

***
Sahabat... RasuulullaaHi ShallallaaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﺖْ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺧَﻤْﺴَﻬَﺎ، ﻭَﺻَﺎﻣَﺖْ ﺷَﻬْﺮَﻫَﺎ، ﻭَﺣَﻔِﻈَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ،
ﻭَﺃَﻃَﺎﻋَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ؛ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻬَﺎ ﺍﺩْﺧُﻠِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣِﻦْ ﺃَﻱِّ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺷِﺌْﺖِ”.

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya:
“Masuklah ke dalam Surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘auf dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani).

Sebagaimana sabda RasuulullaaHi ShallallaaHu ‘alaihi wa sallam,

ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻣَﺘَﺎﻋِﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ ،

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim dari Abdullah Ibnu Umar)

Beliau juga bersabda:

ﺃَﻟَﺎ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪُ
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪُ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪُ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Tidak diragukan lagi bahwa istri adalah pemimpin rumah, karena ia yang bertugas menjaga rumah suaminya dan ia juga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas tersebut. Apabila istri seorang wanita shalihah tentu ia akan membangun rumah tangga yang kokoh dan melaksanakan dengan perkara-perkara yang dapat membawa kebahagiaan bagi seisi rumah (dirinya, suami &
anak-anaknya).

dari berbagai sumber

Sebarkan!! Ternyata Hukum Poligami Bisa 'Haram' Lho

Hukum poligami berdasarkan situasinya nih gaes. Jangan sumringah dulu ya. Hehe. Artikel ini hanya sebagai bahan penjelasan dari sudut pandang berbagai problematika. Jadi sikapi dengan bijak segala informasi yang terkandung di ulasan berikut ini. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Aamiin.

Suami dengan 3 istri

Poligami memang menjadi momok yang cukup ‘mengerikan’ bagi perempuan yang sudah memiliki suami.  Namun, sebaliknya akan menjadi sesuatu yang begitu membahagiakan bagi laki-laki yang menjadi suami. Singkat kata, biasanya sih begitu. Nah, sebelum kita takut ata bahagia, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu hukum poligami dari sudut pandang permasalahan yang akan dihadapi.

1.    Poligami bisa menjadi wajib

Poligami bisa jadi hukumnya wajib mana kala jika tidak melakukan poligami akan menyebabkan si suami melakukan hal yang haram atau tidak bisa melakukan hal yang diwajibkan. Misalkan seorang laki-laki yang memiliki istri tidak mampu melayani secara maksimal kebutuhan biologis suaminya dan jika dia tidak melakukan poligami kemungkinan besar dia akan terjerumus dalam zina.

Dalam kondisi ini kita katakan kepadanya bahwa poligami wajib baginya. Dengan ungkapan lain poligami bagi seorang laki-laki itu wajib mana kala dia khawatir terjerumus dalam zina padahal dia mampu menafkahi dan menyediakan tempat tinggal untuk
lebih dari satu istri.

2.    Hukum Poligami bisa di anjurkan

Poligami hukumnya dianjurkan mana kala poligami menjadi sebab terwujudnya hal-hal yang dianjurkan semisal memperbanyak keturunan. Karena Rasulullah pada hari Kiamat nanti akan bangga dengan banyaknya jumlah umat beliau. Poligami dianjurkan jika poligami menyebabkan berkurangnya jumlah muslimah yang berstatus perawan tua yang tidak mendapatkan pasangan atau jika dilakukan dalam rangka menolong para janda.


3.    Dan bisa menjadi makruh

Poligami hukumnya makruh mana kala menjadi penyebab terjadinya hal-hal yang makruh. Misalkan manakala poligami menyebabkan diceraikannya istri pertama tanpa ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak istri atau manakala poligami menyebabkan suami sibuk dengan urusan yang terkait dengan rumah tangga sehingga dia tidak meraih hal-hal yang bernilai plus semisal menuntut ilmu yang dianjurkan atau berbagai amal sosial.

Demikian pula poligami itu hukumnya makruh untuk laki-laki bertemperamen tinggi alias emosional karena poligami memerlukan laki-laki yang lapang dada dan tidak mudah emosi dengan sikap- sikap istri yang ada.

4.    Dan hukum poligami bisa menjadi haram

Poligami bisa jadi haram jika ada unsur haram di dalamnya. Semisal memiliki lebih dari empat istri dalam waktu yang bersamaan atau menikah sekaligus dua wanita kakak beradik dalam satu waktu. Allah berfirman yang artinya, “Dan diharamkan menikahi dua wanita kakak beradik sekaligus dalam satu waktu.” [QS an Nisa: 23]

Poligami juga hukumnya haram manakala seorang laki-laki dalam waktu yang bersamaan menikahi seorang wanita dan bibinya. Nabi melarang hal ini dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan sebuah hadits dari Jabir yang diriwayatkan oleh Bukhari.

Poligami hukumnya juga haram jika suami memiliki praduga bahwa dia tidak akan mampu bersikap adil di antara istrinya dalam perkara yang wajib baginya untuk berlaku adil.

Nah demikian ulasan tentang hukum haramnya poligami dan hukum lainnya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari ulasan di atas.

Wallahu a’alam bis showab.